Senin, 24 Oktober 2011

UJIAN DI JALAN DAKWAH ( 1 )

Jalan dakwah memang merupakan jalan yang penuh ujian, rintangan dan tantangan.

Betapa tidak. Sebagai manusia saja, tanpa dikaitkan dengan urusan keimanan tidak pula dengan urusan dakwah, seseorang pasti berhadapan dengan ujian dan tantangan, apalagi sebagai manusia mukmin.

“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya karena mereka mengatakan kami beriman, padahal mereka belum diuji?” (QS. 29:1-2).

Apalagi bila orang mukmin itu berdakwah. Maka ujiannya pun akan lebih berat lagi. Sebab selain ujian atas keimanannya Allah juga akan mengujinya dalam hal konsistensi di jalan dakwah.

Secara garis besar ujian dakwah dapat dibagi dua: ujian berupa kesenangan, kebahagiaan, dan kenikmatan serta ujian dalam bentuk penderitaan, kenestapaan, dan kesulitan. Allah swt. telah mengingatkan hal ini dalam ayat-Nya,

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. 21:35)

Contoh konkrit kedua bentuk ujian ini tertera dalam firman-Nya,
“Dan ingatlah (hai para muhajirin), ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Medinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolonganNya dan diberi-Nya kamu rezki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” (QS. 8:26)

Maka bila berjalan di lahan dakwah maka segala tantangan dan rintangan pasti menghadang. Dan itu yang pasti menyebabkan lahan itu menjadi subur dan berbuah. Atau memang sengaja dibiarkan yang akhirnya lahan tidak subur  dan tandus  yang akhirnya tidak berbuah. ( Mono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar